Berikut kami sampaikan artikel/ tulisan yang semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita, khususnya tukang nge-post nya.
SELAMAT AHUN BARU HIJRIAH 1435 H Semoga Allah senantiasa merahmati umur kita.Amien Ya Rabbal Alamin
****************************************************
Setiap
memasuki tahun baru Islam 1 Muharam, sebagian besar umat islam
khususnya di Indonesia merayakannya
dengan berbagai bentuk kegiatan. Ada
yang melakukan qiyamullail, pengajian bersama, berdzikir, dan lain
sebagainya. Banyaknya ragam aktivitas ini, tentunya mengusik pikiran
kita, apa sih sebenarnya makna dari tahun baru Islam? Apa esensi
dari hijrah nabi dari Mekah ke Madinah yang
menjadi titik tolak perhitungan kalender Islam ini ?
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ….
“Sesungguhnya
Allah
tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga kaum itu sendiri yang mengubahnya”
(Ar Ra’du : 11)
Ayat
di atas cukup populer untuk menggambarkan keadaan sebuah kaum atau barangkali
kita sendiri yang hanya pasrah menunggu nasib. Bertawakal saja tanpa ada usaha
untuk mengubah dirinya sendiri, maka kerugianlah yang akan diperoleh. Makna
hijrahnya Rasulullah
SAW tidak hanya sekedar ingin menjauhkan kaumnya dari intervensi kafir quraisy,
bukan pula hanya untuk terhindar dari dakwah secara frontal, tetapi lebih pada
mengusahakan dakwah islam mengalami perubahan ke arah positif. Sunnatullahnya
segala sesuatu di dunia ini adalah bergerak, tak ada yang hanya diam menunggu.
Kita bisa melihat bagaimana bumi terus berputar, musim pun terus berganti, binatang perlu bergerak untuk
mencari pakan dan tumbuhan pun bergerak dengan akar akarnya. Coba lihat air
yang tergenang, berbeda jauh dengan saat ia bisa mengalir, hidup dan
menyegarkan. Air yang tergenang lama kelamaan menjadi keruh, berbau dan sumber
penyakit. Kita pun tentu sama jika tak bergerak maka bersiaplah menjadi
rongsokan zaman. Oleh karena itu, agar tetap eksis dan kehadiran kita
memberikan dampak manfaat pada lingkungan, diperlukan sebuah upaya Move on,
kita bergerak untuk berubah, berubah ke arah positif tentunya bukan malah
sebaliknya.
Rangkaian
sejarah pun menunjukkan bahwa Islam terus membesar dan Berjaya
begitu para pemimpinnya bergerak. Hijrah Rasulullah SAW beserta pengikutnya
dari Makkah ke Madinah telah menghantarkan ekspansi agama Islam menyebar ke
segala penjuru. Move on yang dilakukan oleh Rasulullah mari kita sederhanakan
dalam beberapa hikmah yang bisa kita ambil untuk dilakukan dan ajarkan.
Pertama
adalah collaboration, sederhananya adalah kerjasama. Perpindahan atau hijrahnya
Rasul SAW salah satunya untuk menjalin kerjasama dan silaturrahim dengan
penduduk madinah (kaum anshor). Ghirah penduduk madinah menyambut kedatangan
Rasulullah merupakan salah satu potensi tambahan untuk mengukuhkan Islam dan
menyebarkannya. Kolaborasi ini patut kita tiru, meski tak ada hubungan darah
namun kerjasama mereka melebihi hubungan keluarga. Islam semakin mendominasi
dari titik hijrah di madinah ini, sehingga mulai menyebar.
Kedua
adalah action atau ikhtiar. Rasulullah adalah manusia pilihan yang ma’sum
artinya terlepas dari segala dosa dan salah. Rasulullh pun tak perlu bersusah payah
sebetulnya jika beliau mau maka tinggal berdoa saja kepada Allah untuk
menjadikan Islam yang waktu itu selalu ditindas kafir quraisy menjadi selalu
menang dalam peperangan dan besar. Namun beliau tidak pernah menggunakan hak
yang dimilikinya tsb, usaha dan ikhtiarlah yang selalu beliau lakukan dalam
kondisi sesulit apapun. Sehingga untuk meluaskan dan mengokohkan islam saat
itu, action yang dilakukan Rasulullah adalah memerintahkan pada para
pengikutnya untuk berhijrah ke Madinah. Mereka sudah tak diragukan lagi
keimanannya kepada Allah, tetapi mereka pun tak lembek hanya karena beriman
lantas hanya pasrah saja pada pertolongan Allah. Sebagaimana firman Allah :
“Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan; “Kami telah
beriman,” sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji
org2 yg sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang orang yang
benar dan sesungguhnya Dia mengetahui org orang yg dusta.” (Al-Ankabut:
2-3)
Ketiga,
mari kita istilahkan sebagai Turn on atau jika akan menyalakan televisi
maka tombol inilah yang ditekan. Menghidupkan. Hijrah Rasulullah tak sekedar
berpindah, tetapi ada kekuatan untuk mengidupkan masyarakat madinah saat itu.
Semangat penduduk madinah semakin hidup dan membesar tatkala terdengar kabar
akan hijrahnya kaum muslimin bersama Rasulullah ke Madinah. Mereka menunggu
sosok manusia pilihan ini berada di tengah tengah aktifitas mereka. Pertanyaannya,
apakah kita bisa men-turn on lingkungan kita layaknya Rasulullah? Turn on
adalah kepanjangan tangan dari action. Tak sekedar beraksi tetapi membuat
sesuatu yang belum ada menjadi ada. Menghidupkan organisasi yang hampir mati,
melaksanakn program kegiatan yang tak terlaksana, merintis sebuah gerakan
positif yang bermanfaat besar bagi lingkungan adalah turn on yang bisa kita
lakukan. Hijrah adalah lagkah awal untuk membuat kita mampu menghidupkan dalam
kapasitas kita sebagai seorang manusia.
Oleh
karenanya, momentum muharam kali ini kita manfaatkan untuk mengevaluasi manfaat
diri kita dan mengotimalkannya untuk membuat amalan amalan yang lebih baik,
lebih hebat dan lebih memikat tanpa ada unsur untuk mencari puja dan puji
khalayak serta kerabat.
Saat
kita berada di suatu tempat dan tidak menemukan perubahan
berarti pada diri kita maka pertanda untuk segera move on, hijrah ke tempat
lain. Entah kebermanfaatan kita yang punya batasan ataukah kemampuan diri kita
yang kurang ditingkatkan, yang jelas saatnya untuk bergerak. Meski begitu,
ditempat sulit pun masih mungkin untuk diubah karena Mekkah saja perlu 13 tahun
untuk dapat menerima Islam secara menyeluruh.
Selamat
tahun baru islam 1435 H, Momentum yang tepat untuk move on, Hijrahlah!
*Tulisan ini dipublikasikan juga
dalam Buletin Al Faiz Edisi IX Nopember 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar