Senin, 04 November 2013

“Move on : Bergerak untuk berubah” -Menuai Hikmah 1 Muharram 1435 H-

 Berikut  kami sampaikan  artikel/ tulisan yang semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita, khususnya tukang nge-post nya.
SELAMAT AHUN BARU HIJRIAH 1435 H Semoga Allah senantiasa merahmati umur kita.Amien Ya Rabbal Alamin
****************************************************

Setiap memasuki tahun baru Islam 1 Muharam, sebagian besar umat islam khususnya di Indonesia merayakannya dengan berbagai bentuk kegiatan. Ada yang melakukan qiyamullail, pengajian bersama, berdzikir, dan lain sebagainya. Banyaknya ragam aktivitas ini, tentunya mengusik pikiran kita, apa sih sebenarnya makna dari  tahun baru Islam? Apa esensi dari hijrah nabi dari Mekah ke Madinah yang menjadi titik tolak perhitungan kalender Islam ini ?
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ….
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga kaum itu sendiri yang mengubahnya” (Ar Ra’du : 11)

Ayat di atas cukup populer untuk menggambarkan keadaan sebuah kaum atau barangkali kita sendiri yang hanya pasrah menunggu nasib. Bertawakal saja tanpa ada usaha untuk mengubah dirinya sendiri, maka kerugianlah yang akan diperoleh. Makna hijrahnya Rasulullah SAW tidak hanya sekedar ingin menjauhkan kaumnya dari intervensi kafir quraisy, bukan pula hanya untuk terhindar dari dakwah secara frontal, tetapi lebih pada mengusahakan dakwah islam mengalami perubahan ke arah positif. Sunnatullahnya segala sesuatu di dunia ini adalah bergerak, tak ada yang hanya diam menunggu. Kita bisa melihat bagaimana bumi terus berputar, musim pun terus berganti, binatang perlu bergerak untuk mencari pakan dan tumbuhan pun bergerak dengan akar akarnya. Coba lihat air yang tergenang, berbeda jauh dengan saat ia bisa mengalir, hidup dan menyegarkan. Air yang tergenang lama kelamaan menjadi keruh, berbau dan sumber penyakit. Kita pun tentu sama jika tak bergerak maka bersiaplah menjadi rongsokan zaman. Oleh karena itu, agar tetap eksis dan kehadiran kita memberikan dampak manfaat pada lingkungan, diperlukan sebuah upaya Move on, kita bergerak untuk berubah, berubah ke arah positif tentunya bukan malah sebaliknya.
Rangkaian sejarah pun menunjukkan bahwa Islam terus membesar dan Berjaya begitu para pemimpinnya bergerak. Hijrah Rasulullah SAW beserta pengikutnya dari Makkah ke Madinah telah menghantarkan ekspansi agama Islam menyebar ke segala penjuru. Move on yang dilakukan oleh Rasulullah mari kita sederhanakan dalam beberapa hikmah yang bisa kita ambil untuk dilakukan dan ajarkan.
Pertama adalah collaboration, sederhananya adalah kerjasama. Perpindahan atau hijrahnya Rasul SAW salah satunya untuk menjalin kerjasama dan silaturrahim dengan penduduk madinah (kaum anshor). Ghirah penduduk madinah menyambut kedatangan Rasulullah merupakan salah satu potensi tambahan untuk mengukuhkan Islam dan menyebarkannya. Kolaborasi ini patut kita tiru, meski tak ada hubungan darah namun kerjasama mereka melebihi hubungan keluarga. Islam semakin mendominasi dari titik hijrah di madinah ini, sehingga mulai menyebar.
Kedua adalah action atau ikhtiar. Rasulullah adalah manusia pilihan yang ma’sum artinya terlepas dari segala dosa dan salah. Rasulullh pun tak perlu bersusah payah sebetulnya jika beliau mau maka tinggal berdoa saja kepada Allah untuk menjadikan Islam yang waktu itu selalu ditindas kafir quraisy menjadi selalu menang dalam peperangan dan besar. Namun beliau tidak pernah menggunakan hak yang dimilikinya tsb, usaha dan ikhtiarlah yang selalu beliau lakukan dalam kondisi sesulit apapun. Sehingga untuk meluaskan dan mengokohkan islam saat itu, action yang dilakukan Rasulullah adalah memerintahkan pada para pengikutnya untuk berhijrah ke Madinah. Mereka sudah tak diragukan lagi keimanannya kepada Allah, tetapi mereka pun tak lembek hanya karena beriman lantas hanya pasrah saja pada pertolongan Allah. Sebagaimana firman Allah :
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan; “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji org2 yg sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui org orang yg dusta.” (Al-Ankabut: 2-3)
Ketiga, mari kita istilahkan sebagai Turn on atau jika akan menyalakan televisi maka tombol inilah yang ditekan. Menghidupkan. Hijrah Rasulullah tak sekedar berpindah, tetapi ada kekuatan untuk mengidupkan masyarakat madinah saat itu. Semangat penduduk madinah semakin hidup dan membesar tatkala terdengar kabar akan hijrahnya kaum muslimin bersama Rasulullah ke Madinah. Mereka menunggu sosok manusia pilihan ini berada di tengah tengah aktifitas mereka. Pertanyaannya, apakah kita bisa men-turn on lingkungan kita layaknya Rasulullah? Turn on adalah kepanjangan tangan dari action. Tak sekedar beraksi tetapi membuat sesuatu yang belum ada menjadi ada. Menghidupkan organisasi yang hampir mati, melaksanakn program kegiatan yang tak terlaksana, merintis sebuah gerakan positif yang bermanfaat besar bagi lingkungan adalah turn on yang bisa kita lakukan. Hijrah adalah lagkah awal untuk membuat kita mampu menghidupkan dalam kapasitas kita sebagai seorang manusia.
Oleh karenanya, momentum muharam kali ini kita manfaatkan untuk mengevaluasi manfaat diri kita dan mengotimalkannya untuk membuat amalan amalan yang lebih baik, lebih hebat dan lebih memikat tanpa ada unsur untuk mencari puja dan puji khalayak serta kerabat.
Saat kita berada di suatu tempat dan tidak menemukan perubahan berarti pada diri kita maka pertanda untuk segera move on, hijrah ke tempat lain. Entah kebermanfaatan kita yang punya batasan ataukah kemampuan diri kita yang kurang ditingkatkan, yang jelas saatnya untuk bergerak. Meski begitu, ditempat sulit pun masih mungkin untuk diubah karena Mekkah saja perlu 13 tahun untuk dapat menerima Islam secara menyeluruh.
 Selamat tahun baru islam 1435 H, Momentum yang tepat untuk move on, Hijrahlah!
*Tulisan ini dipublikasikan juga dalam Buletin Al Faiz Edisi IX Nopember 2013

Tidak ada komentar: