Ada beberapa bulan dalam islam yang didalamnya terdapat
keberkahan dan keagungan, Salah satunya adalah bulan Sya'ban.
Dan dalam bulan
sya'ban tersebut ada satu malam istimewa yang masih menjadi
ikhtilaf atau perbedaan
pendapat dari zaman tabi'in sampai sekarang, yang mana jika kita
menghidupkan malam
tersebut dengan beribadah maka Allah pasti akan mengampuni
dosa-dosa kita kecuali dosa
syirik dan membunuh. Malam ini biasa disebut dengan malam Nisfu
Sya'ban.
Perlu kita ketahui, Bahwa dalam bahasa arab, Nisfu artinya
pertengahan. Dan Syaban
adalah nama bulan dalam kalender hijriyah, Jadi, Nisfu Sya’ban
berarti pertengahan bulan
sya’ban.
Jika kita merujuk pada kalender Hijri, maka malam itu jatuh pada
tanggal 14 Sya’ban karena
pergantian tanggal sesuai penanggalan Hilaliyah atau yang
menggunakan patokan
rembulan adalah saat Matahari terbenam atau malam tiba. Dan
malam nisfu sya'ban di
tahun 2015 ini jatuh pada hari ini, Senin Malam Selasa, 1 Juni
2015.
Dalam sejarah islam, ada yang berpendapat bahwa pada saat itu
terjadi pemindahan kiblat
kaum muslimin dari baitul maqdis kearah masjidil haram.
Keistimewaan Malam Nisfu
Sya’ban
Ada hadits yang menyatakan keutamaan malam nisfu Sya’ban yang
mengatakan bahwa di
malam tersebut akan ada banyak pengampunan terhadap dosa.
Di antaranya adalah hadits riwayat Mu’adz bin Jabal, dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam,
beliau bersabda,
“Allah mendatangi seluruh makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban.
Dan Dia akan
mengampuni seluruh makhluk kecuali orang musyrik dan orang yang
bermusuhan.”
Al-Mundziri dalam At-Targhib setelah menyebutkan hadits ini,
beliau mengatakan,
“Dikeluarkan oleh At-Thabrani dalam Al Awsath dan Ibnu Hibban
dalam kitab Shahihnya
dan juga oleh Al-Baihaqi. Ibnu Majah pun mengeluarkan hadits
dengan lafazh yang sama
dari hadits Abu Musa Al-Asy’ari. Al-Bazzar dan Al-Baihaqi
mengeluarkan yang semisal dari
Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu dengan sanad yang tidak
mengapa.”
Demikian perkataan Al Mundziri. Penulis Tuhfatul Ahwadzi, Al
Mubarakfuri mengatakan,
“Pada sanad hadits Abu Musa Al-Asy’ari yang dikeluarkan oleh
Ibnu Majah terdapat Lahi’ah
dan ia adalah perawi yang dinilai dha’if.”
Hadits lainnya lagi adalah hadits ‘Abdullah bin ‘Amr
radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Allah ‘azza wa jalla mendatangi makhluk-Nya pada malam nisfu
Sya’ban, Allah
mengampuni hamba-hamba-Nya kecuali dua orang yaitu orang yang
bermusuhan dan
orang yang membunuh jiwa.”
Al Mundziri mengatakan, “Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Ahmad
dengan sanad yang
layyin (ada perowi yang diberi penilaian negatif atau di-jarh,
namun haditsnya masih
dicatat).” Berarti hadits ini bermasalah.
Setelah Al Mubarakfuri meninjau riwayat-riwayat di atas, beliau
mengatakan, “Hadits-hadits
tersebut dilihat dari banyak jalannya bisa sebagai hujjah bagi
orang yang mengklaim bahwa
tidak ada satu pun hadits shahih yang menerangkan keutamaan
malam nisfu Sya’ban.
Wallahu Ta’ala a’lam.”
Ibnu Rajab mengatakan, “Ada beberapa hadits yang menjelaskan
tentang keutamaan
malam nisfu Sya’ban. Para ulama berselisih pendapat mengenai
statusnya. Kebanyakan
ulama mendhaifkan hadits-hadits tersebut. Ibnu Hibban
menshahihkan sebagian hadits
tersebut dan beliau masukkan dalam kitab shahihnya.” (Lathaif
Al-Ma’arif).
Intinya, penilaian kebanyakan ulama (baca: jumhur ulama),
keutamaan malam nisfu
Sya’ban dinilai dha’if. Namun sebagian ulama menshohihkannya.
Akan tetapi perbedaan ini
bukan merupakan sesuatu hal yang amalah menjadikan umat terpecah
belah.
Tidak akan ada penyelesaiannya, karena masing-masing pihak
berangkat dengan ijtihad
dan dalil masing-masing. Sebagian Ulama menganggapnya sebagai
sunnah dan sebagian
Ulama menganggapnya sebagai bi’dah hasanah mamduhah (bid’ah yang
secara syar’i
dikategorikan baik dan terpuji ) dan sebagian lain menganggap
sebagai amalan bid’ah yang
tidak pernah dijalankan oleh Nabi SAW.
Amalan Di Bulan Sya'ban
Bagaimana cara merayakan malam Nisfu Sya’ban? Apakah ada
amalan-amalan khusus?
Menurut sebagian besar Ulama, antara lain adalah dengan
memperbanyak ibadah dan
shalat malam dan dengan puasa. Baik malam nishfu syaban maupun
malam-malam lainnya
yang masih dalam bulan syaban.
Di kalangan kaum muslimin di Indonesia malam Nisfu sya’ban ini
selalu menjadi malam
yang istimewa diantara malam-malam di bulan Sya’ban. Berkenaan
dengan malam Nisfu
(pertengahan) Sya’ban ada beberapa hal yang patut diketahui
bersama, karena malam
Nisfu Sya’ban ini sejak lama menjadi perdebatan di kalangan
Ulama dan para ahli hadist
dan menjadi 'mahallul-khilaf' nyaris sepajang zaman.
Mengenai menghidupkan malam nisfu sya’ban yang menurut sebagian
ulama adalah adalah
sunnah Rasul SAW diambil dari dalil-dalil berikut :
Hadist Pertama
Rasulullah saw bersabda,: “Allah mengawasi dan memandang hamba
hamba Nya di malam
nisfu sya’ban, lalu mengampuni dosa dosa mereka semuanya kecuali
musyrik dan orang yg
pemarah pada sesama muslimin” (Shahih Ibn Hibban)
Hadist Kedua
Berkata Aisyah ra : “disuatu malam aku kehilangan Rasul saw, dan
kutemukan beliau saw
sedang di pekuburan Baqi’, beliau mengangkat kepalanya kearah
langit, seraya bersabda :
“Sungguh Allah turun ke langit bumi di malam nisfu sya’ban dan
mengampuni dosa dosa
hamba Nya sebanyak lebih dari jumlah bulu anjing dan domba”
(Musnad Imam Ahmad
hadits no.24825)
Pendapat Ulama'
Berkata Imam Syafii rahimahullah : “Doa mustajab adalah pada 5
malam, yaitu malam
jumat, malam idul Adha, malam Idul Fitri, malam pertama bulan
rajab, dan malam nisfu
sya’ban” (Sunan Al Kubra Imam Baihaqiy juz 3 hal 319).
Berikut adalah ringkasan amaliyah Malam Nisfu Sya’ban menurut
Ulama Syafi'iyyah:
1. Sholat fardlu Maghrib
Dilanjutkan dengan membaca Surat Yasin 3 kali; Bacaan yang
pertama
dengan niat panjang umur untuk ibadah, yang kedua dengan niat
memperoleh rizqi yang halal barokah untuk bekal ibadah, yang
ketiga dengan
niat ditetapkan iman.
2. Memperbanyak dzikir,
shalawat, doa dan istighfar.
3. Membaca doa Nifsu Sya’ban
ikraam. Yaa dzaththauli wal in’aam. Laa ilaaha illaa anta,
dzahrullaajiin
wajaarul mustajiiriin wa amaanul khaaifiin. Allaahumma in kunta
katabtaniy
‘indaka fii ummil kitaabi syaqiyyan au mahruuman au mathruudan
au
muqtarran ‘alayya firrizqi, famhullaahumma bifadhlika
syaqaawatiy
wahirmaaniy wathardiy waqtitaari rizqiy wa atsbitniy ‘indaka fii
ummil kitaabi
sa’iidan marzuuqan muwaffaqan lil khairaat. Fainnaka qulta
waqaulukal haqqu
fii kitaabikal munazzali ‘alaa nabiyyikal mursal: “Yamhullaahu
maa yasyaa-u
wayutsbitu wa ‘indahuu ummul kitaab.” Ilaahiy bittajallil
a’dzami fii lailatinnishfi
min syahri sya’baanil mukarram al-latii yufraqu fiihaa kullu
amrin hakiim wa
yubram, ishrif ‘anniy minal balaa-i maa a’lamu wa maa laa a’lam.
Wa anta
‘allaamul ghuyuubi birahmatika yaa arhamarraahimiin.
Doa Nisfu Sya'ban Dan
Terjemahan nya
Artinya:
Ya Allah Tuhanku Pemilik nikmat, tiada ada yang bisa memberi
nikmat atasMu.
Ya Allah Pemilik kebesaran dan kemuliaan.
Ya Allah Tuhanku Pemilik kekayaan dan Pemberi nikmat.
Tidak ada yang patut disembah selain hanya Engkau.
Engkaulah tempat bersandar.
Engkaulah tempat berlindung dan padaMulah tempat yang aman bagi
orang-orang yang
ketakutan. Ya Allah Tuhanku,
Jika sekiranya Engkau telah menulis dalam bukuMu bahwa aku
adalah orang yang tidak
bahagia atau orang yang sangat terbatas mendapat nikmatMu, atau
termasuk orang yang
dijauhkan dariMu atau orang yang disempitkan dalam mendapat
rizkiMu
Maka aku memohon dengan karuniaMu. Semoga kiranya Engkau
pindahkan aku kedalam
golongan orang-orang yang berbahagia, mendapat keluasan rizki
serta diberi petunjuk
kepada kebajikan.
Sesungguhnya Engkau telah berkata dalam kitabMu yang telah
diturunkan kepada
RasulMu, dan perkataanMu adalah benar, yang berbunyi: Allah
mengubah dan menetapkan
apa-apa yang dikehendakiNya dan padaNya sumber kitab.
Ya Allah, dengan tajalliMu Yang Mahabesar pada malam Nisfu
Sya’ban yang mulia ini,
Engkau tetapkan dan Engkau ubah sesuatunya, maka aku memohon
semoga kiranya aku
dijauhkan dari bala bencana, baik yang aku ketahui atau yang
tidak aku ketahui,
Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi.
Dan aku selalu
berharap limpahan rahmatMu ya Allah Tuhan Yang Maha Pengasih.”
Kesimpulan
Hendaklah setiap muslim menyikapi permasalahan ini dengan bijak
tanpa harus menentang
atau bahkan menyalahkan pendapat yang lainnya karena
bagaimanapun permasalahan ini
masih diperselisihkan oleh para ulama meskipun hanya dilakukan
oleh para tabi’in. Yang
menganggap amalan nishfu sya'ban lemah mohon jangan mencemooh
atau membid'ahkan
yang tidak sependapat.
Wallahualam bisshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar