ADA APA DENGAN SHALAT KITA(PART II)
(UNTUK PARA SHOLAT LOVER)
1. Setiap orang mempunyai sesuatu yang favorit. Lalu apa bacaan surah yang
paling favorit ketika sholat. Yups, betul sekali, Triqul. Memang dibandingkan dengan membaca surah al
fatihah pasti kalah banyak, tapi itu kan karena al fatihah adalah bacaan wajib
sehingga mau tidak mau ya harus dibaca.
Tetapi yang triqul, ini adalah optional, pilihan, terserah selera. Dan kebetulan tempatnya koq ya ber jajar di
Al Qur'an, no 112, 113, 114. Jadi memang sekali buka, tiga-tiganya dapat. Kalau ada statemen bahwa bacaan triqul itu
berarti setara dengan sepertiga Al Qur'an, jangan-jangan inilah
implementasinya. Dari sebanyak waktu
yang dibutuhkan oleh manusia muslim dalam membaca ayat-ayat Al Qur'an,
sepertiganya untuk membaca triqul. Eits,
jangan ditanggapi serius, ini hanyalah guyon parikena.
2. Setelah triqul, apa yang selanjutnya? Sudah pasti ad duha dan
adik-adiknya. Bahkan selama bulan
ramadhan merekalah yang menjadi andalah para imam sholat tarawih. Setiap hari dibaca, sehingga semakin hari
semakin lancar bacanya. Mungkin memang
itulah yang terbaik yang bisa diraih oleh yang mengamalkannya, daripada membaca
yang lain trus salah atau lupa di tengah jalan? kan tambah grogi. Ada beberapa keuntungan jika kita membaca ad
duha dan adik-adiknya (termasuk juga didalamnya triqul) seperti : kecil
kemungkinan untuk salah atau lupa, jika sholat berjamaah sebagian besar makmum
bisa ikut menyimak karena sama-sama bisa, mudah-mudahan isi atau kandungan arti
didalamnya juga lebih mudah diresapi, dan yang pasti lebih cepat karena ayatnya
sedikit dan pendek-pendek. Bukankah ada
slogan lebih cepat lebih baik?
3. Ada satu momen dimana kita harus memutuskan untuk memilih satu
diantara dua. Misalnya,
kita sudah siap-siap mau sholat, sudah wudlu, pakaian sudah rapi, kalau jamaah
iqomah sudah dikumandangkan bahkan imam sudah takbir, udara lagi dingin,
tiba-tiba berasa ke belakang. Apa
kira-kira pilihan yang lebih baik? Sesuai syariat, sangat tidak dianjurkan
sholat sambil menahan hajat ke belakang, oleh karena itu segera ke belakang,
tunaikan hajat, wudlu lagi trus lanjutkan sholat. Tapi bagaimana kalau tempat wudlu jauh,
memerlukan waktu yang jika dilakukan kita akan ketinggalan sholat
berjamaah? Atau musim lagi dingiiin banget,
atau air yang tersedia sangat terbatas? Pilihan terserah kita
4. Satu lagi
contoh pilihan yang bisa jadi merepotkan.
Sama seperti sebelumnya tetapi sekarang
yang jadi pilihan apabila makanan sudah terhidang. Mending sholat lanjut dan selama sholat ingat
makan ato makan dulu aja dan sambil makan ingat sholat. Kalau pilihan yang ini kayaknya agak lebih
mudah deh. Syariat mengajarkan jika
makanan sudah terhidang maka dahulukan makan sebelum sholat, cocoook banget
sama maunya kita. Mari kita makan dulu
baru sholat belakangan, ini mengamalkan sunnah lho, berarti dapat pahala, begitu
kita beralasan. Asal jangan
dikondisikan, sepuluh menit sebelum waktu sholat makanan disiap-siapkan
sehingga sholatnya jadi tidak tepat di awal waktu. Masa tuntunan syariah dipake
ngakali keadaan untuk memenuhi kebutuhan nafsu kita?
5. Apa sebenarnya
perbedaan sholat sendiri dgn sholat berjamaah?
Secara syariat, sholat berjamaah itu
lebih utama dari sholat sendiri sebanyak 27 derajat, bisa memperkuat tali
sialturahim diantara para jamaah. Tetapi
secara kasat mata perbedaan yang keliatan adalah sholat sendiri itu biasanya
lebih cepat (yang penting tuma'ninah katanya), bacaannya biasanya pendek-pendek
apalagi sholat yang sirri (orang lain gak tahu ini), baju yang dikenakan juga
seadanya (beda dengan berjamaah yang kadang untuk memilih baju harus termangu di
depan almari), hampir tidak pernah di awal waktu (karena biasanya sholat jamaah
dilakukan di awal waktu di masjid, alhamdulillah), suka lupa jumlah rakaat (ini
penyakit yang susah sembuhnya, apalagi kalau ditambah dengan ngantuk atau
terburu-buru). Jadi, masih lebih memilih
sholat sendiri?.....
6. Kita yang
hidup di Indonesia ini memang jauh dari budaya dan bahasa arab, sehingga lidah
suka susah kalau diajak melafalkan huruf dan bacaan Al Qur'an yang menggunakan
bahasa arab. Tetapi bagaimanapun sebagai
muslim kan wajib sholat, di dalam sholat semua bacaan berbahasa arab. Trus bagaimana dong kalau lidah susah diajak
kompromi? Apalagi kalau membaca bahasa
arab menggunakan tulisan latin, waduh itu bisa berabe, tulisannya apa, bacanya
kemana, yang seharusnya bagaimana. Oleh
karena itu untuk menyempurnakan sholat kita sudah seharusnya kita mengusahakan
bacaan sholat kita yang berbahasa arab itu baik dan benar sesuai tuntunan. Mari kita belajar ilmu tajwid, masa kalah
sama anak-anak kita yang ada di TPQ ?
7. Soal manajemen
waktu, ibadah sholat memberikan tuntunan yang sangat baik, yaitu bahwa
pelaksanaan sholat telah diatur waktunya oleh Allah sesuai dengan irama hidup
manusia. Sama
sekali tidak ada hal yang memberatkan dengan penetapan waktu tersebut. Shubuh yang
menyegarkan dan membawa spirit di awal hari, dzuhur yang memberikan kita
kesempatan untuk jeda sejenak dari aktivitas mulai pagi, asar yang mengajak
kita untuk melihat kembali apa saja yang telah kita lakukan selama sehari,
maghrib yang memberikan kesempatan bertemu lebih banyak lagi dengan saudara
sesama muslim, dan isya yang mengajak kita untuk segera beristirahat
mempersiapkan waktu dan tenaga untuk bermunajat di sepertiga malam yang
terakhir. Jangan tanya apa dalilnya koq
bisa demikian, ini hanyalah inspirasi
selintas yang tertuangkan dalam tulisan. Oleh karena itu jangan pernah
tinggalkan sholat lima waktu!!!
8. Satu lagi soal
manajemen waktu, kita diajarkan untuk melaksanakan sholat di awal waktu. Tidak salah memang sholat
dzuhur di jam dua siang (ini ilustrasi untuk wilayah di jawa dimana sholat asar
paling cepat dimulai jam setengah tiga), tetapi sholat kita menjadi afdhol jika
dikerjakan jam setengah 12 siang sesaat setelah waktu dzuhur masuk. Trus apa
manfaatnya? Yang pasti dengan sholat di awal waktu mengajarkan kedisiplinan,
biasanya lebih bersemangat, lebih bisa tuma'ninah, kalau pengen bacaan yang
panjang-panjang juga bisa (misalnya rakaat pertama surah al baqarah, rakaat
kedua ali imran, masih cukup waktunya).
Jika bisa di awal waktu kenapa sih harus ditunda-tunda? memang apa
untungnya menunda waktu sholat?
9. Buat yang suka
hitung-hitungan, sholat berjamaah itu 27 derajat lebih utama dibanding sholat
sendirian. Kalau
yang dilihat hanya 27 derajatnya mungkin kurang bombastis. Coba kita hitung, misalnya anggap saja
kualitas sholat kita baik, sehingga setiap satu sholat yang kita kerjakan kita
mendapat satu kebaikan, maka dalam sehari kita akan mendapatkan lima
kebaikan. Coba bandingkan jika
kelima-limanya dilakukan secara berjamaah, kebaikan yang kita peroleh adalah
135. Belum lagi kalau kita
mempertimbangkan bahwa sholat sendiri belum tentu diterima (karena kita
menyadari banyak sekali kekurangannya) tetapi kalau sholat jamaah, kekurangan
dan kelebihan dari masing-masing jamaah akan saling melengkapi sehingga seluruh
jamaah dinilai baik. Masih kurang
tergerak berjamaah? Sudah ga jamannya..
10. Tambahan lagi,
setelah sholat dikerjakan di awal waktu, kemudian dilakukan secara berjamaah,
maka untuk menyempurnakan kualitas sholat, lakukan di masjid. Mengapa di
masjid? karena demikianlah agama
mengajarkan (yang ini ada hubungannya dengan pahala, karena jika syariat
memerintahkan, berarti bernilai ibadah, dan jika ibadah dilakukan berarti
berpotensi mendapatkan pahala). Yang
pasti insya Allah secara umum masjid lebih terjaga kebersihannya atau tepatnya
kesuciannya dibanding tempat lain, lebih siap sewaktu-waktu digunakan untuk
sholat, seluruh perlengkapan sholat biasanya sudah tersedia (sajadah, mukena,
tempat wudlu, penunjuk waktu masuk sholat, arah kiblat dan lain-lain), lebih
semangat karena biasanya tidak sendiri (apalagi kalau berjamaah, sudah pasti
tidak sendiri), abis sholat bisa leyeh-leyeh sebentar, anak-anak muda suka
memanfaatkan untuk ngeksis (yang ini ga boleh lho sebetulnya), halamannya luas
bisa buat main kejar-kejaran (kata anak-anak kita). Intinya adalah, sholat di masjid itu banyak
banget faedahnya. So, Muslim yang keren itu adalah yang menghidupkan eh salah
mendirikan sholat secara konsisten, di awal waktu, berjamaah, di masjid. Pasti
…….to be continued
alias bersambung……
By : Bpk Luhur Pribadi
via Blog Admin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar